Ka’bah Sepi Merupakan Tanda Kiamat? Ini Penjelasan MUI
Banyak statment yang tak percaya bahwa ka’bah akan sepi “masa ka’bah sepi sepertinya tidak mungkin”
Kini pernyataan itu terelakkan, karena ka’bah benar-benar sepi terlihat begitu bersih tak ada orang sama sekali. Kejadian ini pun banyak pihak yang mengaitkan dengan tanda kiamat, karena tanda kiamat salah satunya tak ada lagi yang mengelilingi ka’bah. Apakah memang benar dengan kosongnya ka’bah ini merupakan tanda kiamat?
Demi upaya mencegah corona Pemerintah Arab Saudi mensterilkan kawasan Masjidil Haram sehingga membuat area di sekitar Ka’bah kosong. Namun, kondisi ini justru dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat.
Banyak warganet yang mengungkapkan beragam reaksi setelah melihat kondisi area tawaf di sekitar Ka’bah atau lebih dikenal dengan sebutan mataf yang kosong dan sangat sepi.
Sehingga membuat warganet khawatir dengan kosongnya Ka’bah dari aktivitas tawaf merupakan tanda besar datangnya kiamat.
Seorang warganet mengatakan “Dulu ga pernah percaya ketika dengar ceramahnya ustadz jika tanda² kiamat itu salah satunya adl tidak ada lg yg towaf mengelilingi Ka’bah di masjidil haram. Dulu ngebatin “ah masa sih Ka’bah sepi kayanya g mngkn deh” Sekaran takut dong.
Suasana Masjidil Haram yang ditutup sementara oleh pemerintah Arab Saudi karena dibersihkan dalam rangka cegah virus corona. pic.twitter.com/A1OwawtsRH
— 👑 Queen Montok 👑 (@queenmontok) March 6, 2020
Tanggapan MUI Mengenai Komentar Warganet
Menanggapi pernyataan warganet itu, Ketua Komisi Hukum MUI HM Baharun menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW memang pernah mengungkapkan beberapa tanda-tanda kiamat saat ditanya oleh Malaikat Jibril. Kisah ini tertulis dalam hadis sahih dari kitab Al-Arba’in karya Imam An-Nawawi.
“Pertama harus diyakini bahwa tidak seorang pun, termasuk Nabi SAW sendiri yang mengetahui saat kiamat itu. Namun tanda-tandanya sudah dilukiskan dalam “Hadis Jibril”, yaitu ketika Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi tanda-tanda Kiamat,” kata Baharun saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (6/3).
“Dijawab oleh Rasul, pertama jika kelak ada ‘budak melahirkan majikan’, artinya anak yang dilahirkan jadi majikan orang tuanya (berbalik melawan orang tua), kedua jika ada orang miskin pengembala bertelanjang dada tanpa alas kaki tiba-tiba berlomba membangun gedung-gedung bertingkat (orang miskin kaya mendadak),” tutur dia.
Seorang warnganet pun berkomentar “Saat melihat ka’bah sepi hti q merinding krn pertanda kiamat sudah bnr” dekat
Sebagai muslim gw sedih melihat masjidil Haram dan Ka’bah dengan kondisi begini. Sama dengan sedihnya gw melihat penjara-penjara Saudi yang justru penuh sesak oleh ulama yang tidak mau menjilat rezim Salman. pic.twitter.com/4V6AwtxSLe
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) March 5, 2020
Dari kedua tanda besar inilah yang menjadi pegangan utama dalam melihat apakah tanda-tanda datangnya kiamat. Sedangkan untuk kondisi Ka’bah yang kosong ini, Baharun menilai, bahwa itu tidak masuk dalam tanda-tanda kiamat yang umum diungkapkan oleh para ulama.
“Adapun riwayat-riwayat tentang tanda ‘Ka’bah yang sepi dari orang bertawaf’, saya kira tidak masuk dalam hadis yang masyhur dan mutawatir ini,” ujar dia.
Tak sama degan halnya bila kedua tanda besar itu muncul merata di seluruh dunia. Ditambahkan dengan tanda-tanda lainnya yang sangat spesifik seperti turunnya Nabi Isa dan dengan munculnya Imam Mahdi.
“Jika fenomena kedua tanda-tanda kiamat itu sudah merata, maka berdasar ini kiamat sudah dekat. Tanda-tanda lain juga ada selain dua tanda utama tadi. Yaitu turunnya Nabi Isa, kemunculan Imam Mahdi, serta keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dan lain sebagainya tanda-tanda spesifik,” jelas dia.
Maka dari itu, Baharun meminta agar seluru umat Islam tetap fokus dalam beribadah. Dan tidak perlu khawatir dengan adanya beragam isu yang beredar tersebut.
“Saya kira umat Islam tetap saja harus istikamah dengan ibadah dan amal saleh masing-masing tanpa harus gusar dengan kehebohan isu, yang kadang dilebih-lebihkan itu,” ucap dia.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi membuat larangang untuk jemaah dari seluruh negara agar tidak melakukan umrah. Dan banyak jemaah Indonesia yang sudah siap berangkat namun harus terpaksa batal berangkat karena kebijakan itu.
Dan untuk jemaah yang sudah sampai di Arab Saudi, harus melalui pemeriksaan kesehatan dasar untuk memastikan semua jemaah dalam keadaan sehat dan terhindar dari virus corona.
Selanjutnya, Arab Saudi menangguhkan ibadah umrah bagi warganya dan orang-orang yang berdomisili di Arab Saudi agar tidak melakukan aktivitas di ka’bah.
Kemudian saat ini, Pemerintah Arab Saudi membuat keputusan untuk membersihkan kawasan Masjidil Haram dan Masjid Nawabi lebih sering dari biasanya. Pada kawasan kedua masjid suci itu akan ditutup satu jam setelah salat Isya hingga satu jam sebelum salat Subuh